Latest News

Friday, 29 October 2010

APAKAH ANDA SEDANG BERSIAP KETIKA GENAP HARINYA?


 
APAKAH ANDA SEDANG BERSIAP
KETIKA GENAP HARINYA?
Kejadian 7:10-16; Matius 24:37-39
Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.  Ibrani 11:7


Beberapa waktu ini Indonesia dihempaskan berkali-kali oleh musibah berskala nasional.  Mulai dari bencana banjir bandang di Wasior, Papua; musibah banjir di Jakarta, gempa dan tsunami di Mentawai; hingga letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah.  Tak pelak bahwa korban mengalami banyak kerugian, kedukaan dan trauma yang tidak kecil.
Menyikapi akan apa yang terjadi pada akhir-akhir ini, timbul sejumlah pertanyaan dalam hati banyak orang: Apakah dunia akan segera berakhir?  Apa yang harus kita lakukan sebagai anak-anak manusia?  Apakah kita sedang bersiap ketika genap hari-Nya?
Kisah Nabi Nuh adalah gambaran apa yang terjadi dan akan terjadi pada kehidupan manusia di muka bumi ini.  Anak-anak manusia sibuk untuk makan dan minum, kawin dan mengawinkan,menanam dan membangun, membeli dan menjual, berkarier, mengejar nafsu, impian dan ambisi hidupnya.  Manusia di jaman Nuh hidup berdasarkan apa yang disukai dan diinginkan semata tanpa memperdulikan apa yang menjadi panggilan dan kehendak Tuhan. 
Singkat cerita, manusia yang berkubang dalam dosa dan tidak hendak bertobat harus menghadapi hari Tuhan; hari di mana Tuhan menyatakan akhir dari segalanya di dunia.  Bencana air bah terjadi bukan tanpa peringatan, tetapi Tuhan sudah mengingatkan lewat Nabi Nuh yang memberitakan Injil (I Petrus 3:19-20; II Petrus 2:5).  Nuh berhasil membawa 8 orang percaya hari Tuhan dan semua keluarganya itu diselamatkan.  Orang-orang yang lain menganggap aneh, tidak masuk akal dan tidak percaya kepada pemberitaan Injil oleh Nabi Nuh harus menghadapi kebinasaan kekal.
Hari Tuhan akan datang pada waktu-Nya, persis tak terduga seperti jaman Nuh maupun jaman Lot di Sodom dan Gomora.  Hari Tuhan akan datang bukan menyapu sebagian bumi, tetapi mengakhiri seluruh hidup umat manusia (kiamat).  Orang yang percaya sungguh-sungguh dan mengikut Isa Almasih terhitung masuk di dalam bahtera keselamatan (Yohanes 3:16).
Kemarin saya baru saja menerima kiriman sebuah  foto via hand phone bergambar sesosok mayat korban merapi hangus terkena awan panas 600 Celcius.  Posisi orang ini sedang bersujud, dan besar kemungkinan adalah jenazah dari Mbah Marijan.  Membaca berbagai ulasan media massa tentang hidupnya, saya sedih dan prihatin terhadap sosok kakek yang baik, berjasa besar dan bertanggung jawab terhadap tugasnya di Gunung Merapi. 
Terbersit dalam pikiran saya, 'Apakah kakek dan banyak korban lainnya sudah  menerima Isa Almasih di dalam hidup mereka?'  'Berapa diantara mereka yang menjumpai ajalnya akan masuk surga?'  Pertanyaan ini memang sulit diukur saat ini, tetapi setidaknya menjadi refleksi buat kita semua selagi kita berdoa dan berpartisipasi dalam membantu bencana di Indonesia ini. 
Apakah kita sudah sungguh-sungguh percaya Tuhan Yesus Kristus sebagai Isa Almasih yang menjadi Juruselamat kita (Yohanes 14:6)?  Apakah kita sudah membawa keluarga dan orang-orang yang kita kasihi mendengar dan mengenal Tuhan Yesus Kristus?  Apakah kita sedang mengerjakan kehendak Tuhan dan menjawab panggilan-Nya?  Apakah kita sedang bersiap ketika genap hari-Nya? 
Melalui peristiwa akhir-akhir ini, harusnya menyadarkan kita untuk tidak tinggal diam, apalagi berpangku tangan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.  Kita dipanggil untuk menyatakan kasih Kristus  kepada orang lain lewat perbuatan yang nyata.  Kita dipanggil untuk mengerjakan bagian kita sebagai orang-orang yang mengenal kasih karunia Allah, baik lewat Gereja maupun lembaga kemanusiaan yang dapat dipercaya.  Lewat hal ini kita diingatkan akan makna ada kehidupan setelah kematian.  Seperti ada tertulis, 'Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang' Sebab itu hendaknya kamu juga siap sedia' (Matius 24:42b; 44a). 

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Tuesday, 26 October 2010

DILEMA ABARAHAM: DILEMA ANDA & SAYA




DILEMA ABRAHAM:
DILEMA ANDA DAN SAYA
Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Kejadian 22:14


Mendapatkan sebuah kepastian atas jalan keluar permasalahan jauh lebih diinginkan oleh setiap orang dari pada selusin janji mengenai kekuatan dalam menghadapi permasalahan.  Terkadang hal ini menimbulkan frustasi bagi orang yang hidup dalam ketidakpastian akan masa depannya.  Apalagi bila janji itu mengarahkan pada tindakan yang berlawanan sama sekali dengan akal sehat.
Inilah yang kurang lebih dialami oleh Abraham ketika menghadapi masalah dengan keinginannya sendiri.  Suatu masalah besar bagi orang yang serba berkelimpahan tetapi tidak mempunyai anak sebagai ahli waris atau kebanggan keturunan di kemudian hari.
Abraham ingin sekali mempunyai anak.  Ia memohon dengan sangat dan sungguh dan tekun pula untuk mendapatkan anak yang diinginkannya.  Mulanya ia mendapatkan hanya janji setelah berdoa hingga umur 75 tahun..!  Kemudian Ia harus menunggu lagi selama 25 tahun�! Hanya untuk mendapatkan seorang anak laki-laki.
Setelah semua ini tergenapi; lebih heran lagi adalah Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya yang satu-satunya itu agar dipersembahkan bagi Allah.  Tidak masuk akal; sepertinya hanya janji kosong belaka yang dinyatakan Tuhan hampir 40 tahun yang lalu.
Di sinilah sebenarnya Tuhan menguji hati Abraham.  Apakah ia mengasihi Tuhan sepenuhnya dan mengandalkan-Nya dalam segala hal yang terjadi dalam hidup Abraham.  Abraham berhasil percaya dan taat.  Ia mendapatkan apa yang sesungguhnya dijanjikan kepada Abraham sebagai bagian untuk menggenapkan rencana Allah melalui Abraham dan mengalir terus menjadi berkat bagi seluruh dunia.
Bagaimana dengan kita saat ini?  Adakah kita sedang dalam permasalahan yang berat?  Ketidakpastian telah membawa banyak manusia; termasuk orang-orang Kristen dalam keadaan frustasi; tertekan bahkan depresi karena keletihan bertahan dalam dilema yang berat.  Berbuat terus apa yang diyakini benar dan melepaskan karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertahan.  Tidak mudah; sungguh tidak mudah berada dalam dilema buah simalakama.  Makan; bapa mati.  Tidak makan; ibu mati. 
Sekarang yang menjadi langkah bukan lagi memperoleh janji; sebab Tuhan telah memberikan janji-Nya.  Saat ini adalah bagaimana mengambil keputusan disertai dengan ketahanan yang kuat untuk tetap bertindak dengan iman.  Taat bukan berarti diam dan membiarkan mujizat terjadi dengan sendirinya.  Taat juga bukan berarti kita tidak mengambil bagian apa-apa dan keadaan tiba-tiba membaik.  Taat adalah tindakan iman untuk berbuat berdasarkan pertimbangan terbaik.  Taat adalah percaya janji Allah akan memelihara orang-orang yang mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya.  Dilema tinggal dilema, jikalau tidak diambil keputusan bertindak dan menerima segala konsekuensi keputusan sendiri.  Kiranya Tuhan menolong kita.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Monday, 25 October 2010

DIPERMALUKAN




DIPERMALUKAN
Mazmur 25:20
Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku;
janganlah aku mendapat malu, sebab aku berlindung pada-Mu.


Siapa sih yang senang dipermalukan?  Sebagian orang lebih senang mempermalukan orang lain dari pada berada dalam keadaan dipermalukan.  Semua orang ingin dihargai, diakui dan dihormati dengan baik.
Ada berbagai macam reaksi orang yang merasa dipermalukan: mulai dari tersinggung dengan berdiam diri, marah dan membalas dengan kata-kata kasar hingga menghabisi nyawa orang lain lantaran merasa harga diri diinjak-injak.
Kata: 'malu' memiliki arti berada dalam keadaan tidak diakui, tidak dihormati, perasaan kehilangan reputasi dan kehilangan kesukaan.  Kamus Besar Bahasa Indonesia  Edisi 2 (Balai Pustaka: 1996)  menuliskan definisi malu sebagai: perasaan sangat tidak enak hati/hina/rendah karena berbuat sesuatu yang kurang baik; segan melakukan sesuatu karena rasa hormat/takut dan keadaan kurang senang.
Daud dalam mazmurnya memohon Tuhan untuk menolong memimpin, membimbing dan melindunginya dari rasa dipermalukan oleh musuh.  Pengertian musuh dapat berarti orang-orang yang mencoba untuk merugikan dan mencelakakan dirinya.  Musuh juga dapat diartikan sebagai segala godaan yang membuatnya jauh dari Tuhan atau berada dalam dosa.
Daud menuliskan mazmur ini dalam keadaan mood yang tidak baik.  Ia merasakan stress yang sangat berat dan merasa berjuang sendiri dalam hidup.  Orang yang mengalami perasaan seperti ini biasanya cepat tersinggung dan gampang putus asa karena mood yang tidak baik.
Pengharapan dan kelegaan Daud peroleh ketika ia menaikkan pujian dan doanya kepada Tuhan di dalam kepercayaan dan pengharapan yang teguh.  Apa yang Daud lakukan untuk memperoleh kelegaan dan anugerah Allah?
Pertama, Daud mengakui dirinya orang berdosa dan meminta pimpinan Tuhan.  Kedua, Daud menaruh kepercayaan dan pengharapan kepada Tuhan.  Inilah anugerah Tuhan yang membuat Daud keluar dari rasa malu jatuh di dalam jeratan musuh.
Jikalau kita rindu dipulihkan oleh Tuhan dari keadaan frustasi menjadi lega, jikalau kita ingin memperoleh rasa sukacita dan terbebas dari rasa malu karena berbuat salah, jikalau kita ingin memperoleh pengakuan dan penerimaan penuh, maka kita dapat datang dan menyerahkan diri kepada Allah.
Dipermalukan memang tidak enak, tetapi jauh lebih baik tahu apa itu malu dan memperoleh pengakuan Tuhan dari pada tidak tahu rasa malu dan merasa diri benar dan kemudian tidak membutuhkan bimbingan Tuhan.  Kiranya Tuhan menolong kita.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Thursday, 21 October 2010

MALU-MALUIN TARZAN!




Malu-Maluin Tarzan!
'Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."  Matius 12:50
Pernakah anda mendengar cerita film Tarzan?  Ya, film klasik ini dikenal oleh berbagai kalangan di hampir seluruh dunia.  Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak; banyak yang pernah melihat film ini.  Konon ceritanya Tarzan adalah anak  manusia yang diasuh di hutan oleh sejumlah gorila.  Binatang berjenis kera ini tidak sampai hati meninggalkan mahluk kecil tidak berdaya di rimba liar.  Jadilah sebuah cerita tentang gaya hidup pengasuhan keluarga gorila terhadap anak adopsi:  manusia.
Walaupun hidup dalam keluarga kera; Tarzan memiliki kepolosan dan ketulusan manusia yang baik.  Dalam kelanjutan ceritanya ada sejumlah orang dari kalangan manusia dengan peradaban modern, datang dari kota hendak melakukan kejahatan dengan tipu muslihat maupun kekerasan.  Singkat cerita; Tarzan yang disebut manusia kera dari dunia primitiflah yang menjadi pahlawan dan menolong yang lemah.
Sebenarnya di balik cerita legendaris ini ada hal yang dapat kita pelajari.  Pertama mengenai betapa kejahatan manusia itu nyata dan terus berkembang; bahkan melampaui kebuasan hewan liar.  Kedua, ternyata dibalik perilaku binatang liar yang katanya hidup di luar peradaban, justru memiliki kasih sayang terhadap anaknya sendiri.  Sering kali manusia lah yang lebih kejam dari binatang.  Sungguh perbandingan yang sangat kontras antara kasih sayang keluarga hewan dan kejahatan keluarga besar manusia yang menamakan dirinya modern.
Saat ini kita diajak untuk merenungkan kembali arti keluarga dan bagaimana menghidupi yang namanya keluarga di dalam Tuhan Yesus Kristus.  Sering kali menjadi kenyataan di banyak jemaat; sekalipun menamakan diri sebagai bagian dari tubuh Kristus dan mengakui setiap orang Kristen adalah keluarga besar Allah namun hubungan satu dengan yang lain terasa dingin; cuek; dan tidak perduli. 
Ada sejumlah orang Kristen yang saling menyikut; menjegal; menjatuhkan untuk kepentingan dan ambisi pribadi/kelompok.  Akibatnya, bukannya terasa keluarga sejahtera; tetapi permusuhan dan pertikaian yang dilihat orang lain.
Yesus dalam pengajaran-Nya di Kapernaum membuat langkah yang radikal mengenai pengertian keluarga.  Bagi sejumlah besar orang Yahudi: keluarga adalah penting dan dijunjung tinggi.  Adalah berkesan sangat buruk bila anak memungkiri siapa orang tuanya.  Inilah yang kelihatannya dilakukan oleh Yesus.  Seolah-olah Yesus menjadi anak yang tidak berbakti dan menolak mengakui keluarga-Nya (Mat.12:48).
Jika kita perhatikan konteks dekat maupun jauh; akan terlihat bahwa maksud Yesus dengan perkataan: 'Siapakah ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?' (ay.49), adalah menjelaskan konsep keluarga Kristen.  Keluarga Allah tidak dibatasi pada hubungan darah; jasa baik di masa lampau; keahlian maupun pembayaran materi seperti sejumlah syarat menjadi anggota klub; namun didasarkan pada kelahiran baru oleh Roh Kudus dan diwujudnyatakan dalam melakukan kehendak Bapa (ay.50).
Yesus mengasihi dan perduli terhdap keluarga-Nya, Ia bahkan ingin setiap manusia menjadi anggota keluarga Allah di dalam karya penyelamatan Kristus.  Inilah bukti kasih terbesar Allah terhadap manusia.  Bagaimana dengan kita yang sudah di dalam anggota keluarga Allah, Apakah kita menganggap saudara seiman sebagai keluarga?  Jangan-jangan bukannya saling mengasihi (Gal.6:10; I Yoh.4:7) tapi saling mendengki yang ada di jemaat.  Semoga tidak malu-maluin Tarzan.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Monday, 18 October 2010

ANDA MEMPUNYAI MASALAH?


ANDA MEMPUNYAI MASALAH?
Yohanes 2:1-11
Setiap keluarga mempunyai masalah sendiri; demikian pula setiap orang.  Pemecahan masalah dilakukan secara bermacam-macam: mulai dari pengenalan masalah dengan lebih baik; pengantisipasian masalah yang mungkin terjadi; sampai perencanaan ke depan.  Kesemuanya itu baik, namun bukankah semuanya itu masih dalam keterbatasan manusia yang kerap kali masih dipusingkan dengan masalahnya?  Bagaimana menyelesaikan masalah yanga ada; atau setidaknya menghadapinya dengan baik?
Kisah perkawinan di Kana yang terkenal dengan mujizat Yesus pertama kali dicatat sebagai peristiwa unik di mana Allah menunjukkan kemurahan kepada manusia.
Waktu itu Maria juga hadir di pesta perkawinan di Galilea itu dan mengetahui pula keadaan tuan rumah yang kehabisan anggur.  Adalah sesuatu yang sangat memalukan bila sebelum akhir pesta perkawinan (ada yang hingga sekitar 7 hari); jamuannya sudah habis lebih dahulu.  Apakah tuan rumah tidak mempersiapkan rencana dengan baik?  Apakah tamu-tamu yang hadir sangat kehausan dan kelaparan? Apapun sebabnya; saat itu masalah begitu besar:diambang kegagalan pesta.
Maria prihatin terhadap masalah tuan rumah itu.  Ia percaya dan melihat bahwa satu-satunya solusi atas segala masalah manusia dapat datang kepada Yesus.  Bukankah Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjadi manusia dalam segala kesediaan untuk merendahkan diri melayani?  Inilah yang mendorong Maria berkata kepada para pelayan untuk mengikuti perintah Yesus.  Ada kemungkinan Maria terlibat dalam panitia perayaan atau masih ada hubungan kerabat jauh dengan pengantin baru itu.
Yesus akhirnya menyelesaikan masalah dengan meminta menuangkan air ke dalam 6 tempayan yang berisi 2-3 buyung (ayat 6).  Perkiraan isinya adalah 31 lt/buyung x 3/tempayan x 6tempayan= 560 lt.  Jumlah yang banyak dengan kualitas yang sangat baik (ayat 10).  Mujizat Yesus pertama kali mengubah air menjadi anggur diketahui oleh para pelayan yang taat mengikuti perintah Yesus.  Semula tampaknya seperti tidak masuk akal; namun ketika mereka taat; mereka melihat kuasa Allah dinyatakan.
Masalah dalam hidup ini amat bervariasi dan tidak jarang membuat kesulitan yang sangat amat bagi seseorang.  Di sinilah saatnya bagi setiap orang untuk kembali melihat bahwa: Tuhan Yesus Kristus mampu menolong kita dengan segala masalah yang kita hadapi; apapun dan bagaimanapun masalah itu adanya.
Yesus Kristus meminta ketaatan dari kita agar Ia dapat bekerja melalui dan di dalam kita.  Kristus ingin agar setiap orang percaya dapat menghadapi bahkan menyelesaikan masalahnya; bahkan lebih dari itu:menjadi berkat bagi penyelesaian masalah orang lain.  Apapun dan bagaimanapun Tuhan meminta kita melakukan sesuatu adakah kita bersedia dengar dan taat?  Mohon Tuhan menolong kita.  Amin.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Friday, 15 October 2010



BERBAGI KEBAIKAN
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Filipi 4:5


 Apakah Anda ingin memperoleh damai sejahtera Allah?  Apakah Anda merindukan pemeliharaan Tuhan berlaku atas hidup Anda?  Apakah Anda ingin dapat penyertaan Tuhan dalam hidupmu?  Bila ya, marilah kita menyimak sejumlah nasihat Paulus terhadap jemaat di kota Filipi. 
Paulus mengajak orang-orang percaya untuk hidup di dalam Tuhan walaupun berada dalam situasi yang sulit.  Surat Paulus kepada jemaat Filipi boleh dikatakan sebagai surat sukacita, sebab banyak kalimat dan nada kegembiraan di dalam Tuhan terkandung dari surat ini.  Menariknya adalah pada saat Paulus menulis surat sukacita ini, ia berada di dalam sel penjara yang pengap, kotor, bau, gelap dan besar kemungkinan disertai banyak tikus dan kecoa. 
Pada umumnya orang yang berada dalam keadaan seperti Paulus di penjara lebih muda bersungut-sungut, frustasi bahkan putus asa.  Mengapa Paulus bisa bersukacita di saat sulit? Apa rahasianya sehingga Paulus bisa mendapat kekuatan berlimpah-limpah dari Tuhan?
Belajar dari surat Filipi, setidaknya kita bisa melihat bagaimana Paulus bukan saja merasakan kekuatan berlimpah tetapi berani mengatakan bahwa janji-janji Tuhan itu berlaku di dalam kehidupan orang-orang yang mengikut Tuhan.  Alasan pertama adalah, Paulus tidak memikirkan nasibnya sendiri melainkan memikirkan kebaikan orang lain.
Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe yang kemungkinan sedang konflik.  Paulus bahkan meminta dengan sangat kepada Sunsugos agar menolong mendamaikannya.  Terlebih lagi, Paulus dengan jelas mengajak jemaat Filipi agar menyatakan kebaikan kepada orang-orang lain (ayat 5).  Kebaikan tidak boleh disimpan sendiri apalagi dimanipulasi untuk kepentingan sendiri atau nafsu duniawi.  Kebaikan harus dibagi agar orang lain merasakan dan diberkati melaluinya.
Alasan kedua Paulus bersukacita di tengah kesulitan bahkan memperoleh kekuatan berlimpah adalah karena berpikir seperti yang Tuhan mau.  Dalam suratnya dengan jelas mengajak pembaca untuk memikirkan yang benar, mulia, adil, suci, manis dan semua yang baik.
Berpikir seperti yang Tuhan mau adalah latihan setiap hari.  Dibutuhkan komitmen untuk mengusahakan.  Yang menjadi pertanyaan bukan apakah orang Kristen bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak mau untuk berpikir seperti yang Tuhan mau.
Beberapa waktu lalu saya baru menyadari bahwa dua ekor burung yang saya pelihara di sangkar ternyata adalah burung yang memikirkan kebaikan burung lain.  Semula saya jengkel, karena setiap kali diberi makan maka tidak lama kemudian makanan itu tercecer di lantai.  Dalam hati saya berpikir, 'burung ini tidak menghargai makanan!  Diserak-serakkan makanan semaunya.'
Kemudian, sewaktu habis memberi makan dan membersihkan kotoran burung serta memberi minum air, saya sembunyi tetapi dengan iseng mengamati tingkah laku burung-burung itu.  Astaga, ternyata dia sering bersiul-siul di pagi hari ataupun waktu lain karena sedang berkomunikasi dengan burung lain di luar sangkar.  Burung liar di luar itu makan dari makanan yang sengaja dibagi oleh burung-burung saya.
Entah apa karena hidup di perkotaan lebih sulit bagi burung dari pada hidup dalam sangkar yang lengkap makanan dan minuman?  Saya tidak tahu.  Tetapi yang saya lihat, dapat saya simpulkan bahwa dua ekor burung peliharaan saya yang disebut Nuri itu membagi kebaikan kepada burung-burung lain.  Ini pelajaran yang luar biasa dari peristiwa alam yang biasa!
Jauh sebelum saya mengerti secuil dinamika kebaikan burung, Tuhan sudah mengajarkan di dalam Alkitab tentang kebaikan yang harus dibagi agar orang lain melihat kebaikan Tuhan.  Anda ingin mendapat dan merasakan janji-janji Tuhan?  Belajarlah berpikir seperti yang Tuhan mau.  Belajarlah untuk berbagi kebaikan.  Amin.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Wednesday, 13 October 2010

CINTA KELUARGA


Cinta Keluarga
 Kejadian 14:1-16

Pernakah Anda mendengar semboyan 'Cintailah Keluargamu!' atau pepatah, 'seburuk-buruknya keadaan saudara/i bagaimanapun juga adalah keluargamu' ?  Ungkapan di atas menunjukkan bahwa keluarga adalah hal yang penting.  Namun hal ini tidaklah mudah ketika anggota keluarga itu merugikan, menyakiti, melukai bahkan mengkhianati diri kita.  Kurang lebih seperti inilah yang dialami Abram dengan Lot yang adalah kerabatnya.
Abram yang lebih tua, lebih senior, lebih mapan, lebih berpengalaman, dan lebih dalam banyak hal pernah berselisih dengan Lot yang adalah anak dari saudaranya.  Lot tentu saja lebih muda, lebih yunior, meskipun tidak kalah kaya tetapi Lot-lah yang mengikut Abram.  Perselisihan dalam keluarga dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan dalam situasi apa saja.  Abram berselisih dengan Lot dikarenakan ada banyak kepentingan dan tumpang tindih dalam teritorial.
Sebenarnya Alkitab hanya mencatat bahwa perselisihan Abram dan Lot lebih dahulu dimulai dari perselisihan antara para gembala mereka.  Bisa jadi karena sumur tempat minum hewan ternak menjadi masalah.  Kambing domba mana yang perlu didahulukan mendapatkan minuman bisa jadi memunculkan pertengkaran.  Masalah bisa terjadi ketika ternak milik orang lain menginjak-injak kesuburan padang rumput.  Besar kemungkinan juga adalah karena banyaknya ternak dan hidup berdampingan, maka ada sejumlah hewan yang berpindah tempat ke ladang orang lain.
Singkat cerita, Abram dan Lot berpisah.  Alkitab tidak banyak menceritakan bagaimana perasaan Abram.  Abram mengalah dari Lot dalam hal keputusan meskipun ia lebih senior.  Abram mengalah untuk tidak memilih tanah yang makmur.  Apakah mungkin ada rasa kecewa dari Abram?  Apakah mungkin ada rasa tidak suka dan marah terhadap Lot?  Bisa jadi.
Apapun perasaan dan pemikiran Abram, ia tetap mengasihi keluarganya Lot.  Ketika ada konflik antar penguasa Kedorlaomer dan sekutu penguasa Sodom, Abram tidak tinggal diam.  Abram dengan segera mengambil strategi dan tindakan menyelamatkan keluarga Lot beserta seluruh hartanya.  Abram terbukti sayang dengan Lot sebagai keluarganya (bdk.Kejadian 18:16-33).
Hari ini banyak terjadi sesama orang Kristen konflik.  Permasalahan bukan bagaimana menghindari konflik, tetapi bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik secara benar.  Ironis sekali bila ada keluarga Kristen yang konflik sampai di pengadilan, saling pukul, saling jatuhkan dan melibatkan aparat keamanan.  Konflik menjadi tajam dan besar ketika kedagingan lebih diutamakan dan penyangkalan diri diabaikan.
Hari ini Alkitab mengajarkan kepada kita untuk cinta keluarga.  Abram mengasihi Lot walaupun sudah merugikan dan bisa jadi mengecewakannya.  Abram bisa tetap mengasihi keluarga dan kerabatnya karena ia hidup di dalam Tuhan.  Ini bukan berarti orang Kristen suka dianiaya atau harus mematikan perasaannya.  Ini bukan berarti orang Kristen harus jadi korban dirugikan.  Sikap Abram adalah contoh bagaimana orang percaya bebas memberi respon untuk hidup di dalam Tuhan.  Suatu sikap yang tidak ditentukan oleh keadaan dari luar tetapi dari dalam adalah penting menjadi pembelajaran setiap kita.  Setiap orang bebas memilih reaksi apa yang terjadi atas situasi yang menimpanya.  Ia bisa marah dan kemudian membalas kejahatan atau ia bisa marah tetapi menenangkan diri dan berpikir positif.
Cinta terhadap keluarga adalah ajaran Alkitab.  Cinta terhadap keluarga gampang-gampang sulit.  Dikatakan gampang karena itu adalah keluarga sendiri, orang dekat.  Kalau orang tionghoa bilang, 'ce ci ren'.  Dikatakan susah, karena setiap keluarga berbeda kedekatanan dan perlakukan satu sama lain.  Itulah sebab apabila kita ingin bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun, kita harus belajar kasih Tuhan.  Tanpa memahami dan mengalami kasih Tuhan Yesus Kristus, akan menjadi hal yang sukar bahkan mustahil untuk bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun.   Bagaimana keadaan hubungan keluarga Anda? Lancar dan penuh kasih atau jauh dan saling bermusuhan?  Mari kita mohon Tuhan memampukan untuk bisa mengasihi keluarga dan bahkan menjadi kesaksian kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.  Amin.

 Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp
 

Sunday, 10 October 2010



NYATAKAN KHARISMA KRISTENMU'!


Kejadian 14:17-24

Tidak ada kehidupan Kristen yang lebih nyata dengan perbuatan dari pada kata-kata atau pemikiran belaka. Setiap orang yang sungguh-sungguh merindukan menjadi seorang Kristen berdampak pada lingkungan dan orang-orang sekitar, maka ia harus mempraktekkan kharismanya.
Kharisma dalam kamus Oxford diterjemahkan dengan pengertian kemampuan yang sangat kuat untuk menarik atau kualitas yang sangat baik sehingga menimbulkan inspirasi. Kharisma sendiri dari akar kata bahasa Yunani berarti anugerah Tuhan dalam diri seseorang.
Abram adalah contoh bagi setiap kita tentang hidup Kristen yang nyata. Kehidupan Kristen yang berdampak tidak dibatasi hanya dengan doa, baca Alkitab dan ke Gereja. Kehidupan Kristen yang memberi dampak diwujudkan dalam tindakan nyata dalam rangka meresponi anugerah Tuhan.
Abram yang sudah disertai Tuhan dalam mengalahkan Kedorlaomer dan raja-raja sekutunya, mendapat berkat sekali lagi dari Imam Melkisedek, raja Salem (lihat artikel saya tentang asal-usul Urusalim). Abram menyadari bahwa semua keberhasilan yang dialami adalah berkat Tuhan yang perlu disalurkan dan bukan disimpan sendiri.
Kharisma bapak orang percaya ini begitu besar, berdampak pada masyarakatnya, bahkan pada ribuan tahun setelah meninggalnya adalah tidak lain karena ia mempraktekkan kharismanya. Abram menunjukkan kesaksian hidup percayanya dengan memberikan perpuluhan, menolak mengingini harta orang lain dan memperhatikan kesejahteraan pengikutnya.
Banyak orang ingin berkat Tuhan dan ketika sudah diberkati sedemikian besar oleh Tuhan, justru pelit di dalam memberikan perpuluhan. Banyak orang tahu makna perpuluhan (Maleakhi 3:10), tetapi imannya kepada Tuhan tidak sampai seper sepuluh.
Ironis sekali setiap kali saya mendengar sesama orang Kristen bertengkar bahkan sampai di pengadilan karena masalah harta atau tentang hal kepemilikan. Menyedihkan melihat pengusaha-pengusaha Kristen yang kemudian memeras bahkan menekan biaya hidup dari pegawainya. Tragis memang bila mendengar usaha seseorang pengusaha Kristen begitu diberkati Tuhan sementara kesejahteraan pegawainya dilalaikan. Ada orang yang begitu setia bekerja puluhan tahun dengan baik, tetapi gajinya naik sangat sedikit dan dibawah standar kelayakan.
Siapapun kita dan apapun pekerjaan kita, hari ini Firman Tuhan datang mendorong kita untuk mempraktekkan kharisma Kristen yang sudah diberikan Tuhan. Mari kita belajar setia memberikan perpuluhan, belajar untuk tidak tamak dengan mengingini apa yang bukan milik kita, belajar untuk memperhatikan orang-orang yang mengikut/bekerja pada kita atau berada dalam satu kelompok/tim dengan kita. Amin.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Friday, 8 October 2010


GEREJA YANG DILAWAT TUHAN:
MELIHAT SURAT TUHAN YESUS KEPADA JEMAAT EFESUS
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab  itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Wahyu 2:4-5




Apakah Anda ingin dilawat oleh Tuhan?  Apakah Anda ingin merasakan kuasa dan kehadiran Tuhan?  Apakah Anda ingin hal tersebut nyata dalam Gereja-Nya?  Melalui surat Tuhan Yesus yang disampaikan oleh Yohanes kepada Jemaat Efesus akan menjadi perenungan kita mengenai kondisi seperti apa yang mana Tuhan berkenan hadir dan terus bekerja dalam hidup umat-Nya.
Hari ini di negara-negara barat dan khususnya Inggris banyak dijumpai gedung-gedung Gereja yang besar tetapi sepi pengunjung.  Sebagian besar orang di sana menganggap Gereja sudah tidak up to date alias kuno dan kolot.  Gereja ditinggalkan ketika orang-orang Kristen tidak lagi mengikuti gelombang gerakan Tuhan.  Mereka lebih menjalani kehidupan religius/agamawi dari pada menjalani semangat spiritualitas Kristen sejati.
Hal ini sebenarnya sudah diperingatkan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada jemaat Efesus dalam hal profesionalitas Kristen yang bernafaskan kasih mula-mula (Why.2:4).  Meskipun jemaat Efesus terkenal dengan kerja kerasnya untuk pelayanan; ketekunan dalam iman; perlawanan yang keras terhadap penyesat dan ajaran sesat tetapi mereka meninggalkan kasih mula-mula.  Baik teladan kasih yang pernah dijalani oleh generasi pendahulu maupun kasih pertama ketika orang-orang Kristen bertobat telah mereka tinggalkan.
Tuhan Yesus memulai suratnya dengan kata 'Aku tahu..' (Why.2:2) yang mempunyai pengertian sangat mendalam, yakni: mengetahui dengan sempurna keadaan jemaat atau yang disebut dengan istilah kaki dia emas.  Sementara surat kepada malaikat jemaat mengacu kepada majelis jemaat yang bertugas melayani. 
Tuhan Yesus bukan sekedar tahu apa dan bagaimana pekerjaan dan jerih lelah melayani tetapi juga sikap hati mereka.  Mereka bergiat bergiat bagi Tuhan tetapi kehilangan komitmen kasih.  Tuhan melihat keadaan hati mereka yang sesungguhnya.  Mereka sedang meninggalkan fondasi dari kerohaniannya. 
Teguran Yesus sangat jelas, bila mereka tidak bertobat maka Gereja akan ditinggalkan Tuhan.  Gedung gereja boleh ada dan bahkan besar atau untuk sementara banyak orang tetapi bila kehilangan kasih mula-mula sama saja sedang menaruh Kristus di luar Gereja itu sendiri.  Gereja boleh kecil, boleh besar tetapi tidak boleh meninggalkan kasih mula-mula.
Bagaimana dengan keadaan kerohanian kita dan gereja kita?  Apakah kita sedang melayani dengan profesional atau asal-asalan?  Adakah kita berjerih lelah untuk Tuhan?  Apakah kita sedang meninggalkan kasih mula-mula?
Suatu waktu ada orang Jepang datang ke Jakarta, tiba di air port Soekarno-Hatta.  Ia naik taxi lokal ke tempat tujuannya.  Sementara dalam perjalanan lewatlah mobil Honda.  'wuuussss''  orang Jepang ini melihat dan berkomentar dengan bangga, 'Honda very fast..! Made in Japan'.  Pengemudi taxi mengiyakan sambil terus mengemudi.  Tidak berapa lama kemudian menyaliplah mobil Toyota.  'wuuuusss'!'  Orang Jepang ini dengan senang berkomentar lagi, 'Toyota very fast.  Made in Japan!'  Sopir taxi agak jengkel sambil mengatakan, 'ya betul.'  Kemudian lewatlah mobil Mitshubisi.  Orang Jepang ini dengan senang berkata, 'Mitshubisi, very fast.  Made in Japan!'  Sopir taxi dongkol dan mengiyakan lagi.  Kemudian tibalah mereka di tempat tujuan.  Waktu orang Jepang ini mau bayar taxi, dia terkejut, 'Hah..!  800 ribu?!  Kenapa mahal sekali'.  Dengan enteng sopir taxi berkata, 'ARGOMETER, made in Indonesia.  Very fast'!' Ilustrasi lucu di atas sebenarnya mengingatkan kita akan prestasi dan iri hati.  Seringkali banyak orang iri hati dan tidak berprestasi.  Melihat rumput tetangga lebih baik dan kemudian mengkritik gerejanya sendiri.  Tidak mengerjakan pelayanan secara serius dan profesional tetapi membandingkan gerejanya dengan gereja besar orang lain.
Marilah kita kembali berefleksi kepada diri kita masing-masing: Apakah kita sudah meninggalkan persekutuan yang hidup dengan Tuhan atau jangan-jangan hidup Kristen kita suam-suam?  Apakah kita sudah berambil bagian dalam membangun Gereja-Nya atau justru lepas tangan dan hanya mengeluh?  Kiranya kita boleh dengan rendah hati mengevaluasi diri di hadapan Tuhan tanpa menunjuk-nunjuk si A atau si B.  Tuhan memberkati.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Wednesday, 6 October 2010


Lex Talionis
Matius 5:39
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Ketika istirahat makan siang di acara pembinaan, sejumlah remaja bertanya jawab dengan saya. Salah satu pertanyaan adalah: Apa yang dimaksud dengan berikan pipi kiri jika ada orang yang menampar pipi kanan? Apakah ketika seseorang mengganggu, kita bilang: 'Tambah lagi donk! Mau.. mau.. mau!'
Banyak orang salah memahami perkataan Yesus ini dalam konteks jaman sekarang. Untuk mengerti kebenaran ayat ini, pembaca haruslah mengetahui konteks budaya dan rangkaian ayat sebelum dan sesudahnya. Kebiasaan hukum jaman itu adalah mengadili orang yang bersalah dengan cara yang setimpal atas perbuatannya, sehingga pihak yang dirugikan mendapat ganti rugi. Hukum ini disebut lex talionis.
lex talionis atau hukum balas dendam sebenarnya mempunyai dasar niat yang baik agar orang tidak membalas dendam dengan orang lain. Misalnya jika seorang dari suku A dilukai oleh orang lain dari suku B, maka masyarakat di suku A akan melakukan pembalasan dengan orang suku B itu. Akhirnya, semua orang di suku B juga membalas semua orang-orang di suku A. Pembuatan hukum ini untuk menghindari lingkaran maut balas dendam.
Dalam perkembangannya lex talionis disalahgunakan dengan tindakan serupa yang saling merugikan. Seorang yang memukul musuhnya hingga gigi patah, akan dibalas pukul pula hingga gigi pemukul itu patah juga. Akibatnya, gigi yang memang sudah patah harus 'haus' dengan gigi baik yang dirusakkan.
Mengenai tampar pipi kiri dan kanan berkaitan dengan budaya rabinis, telapak tangan sebelah luar dan dalam. Orang yang ditampar dengan menggunakan telapak tangan sebelah luar lebih pahit dan merupakan penghinaan dua kali lipat dari pada tamparan telapak tangan sebelah dalam. Pukulan boleh keras, tetapi kerap kali yang membuat sakit hati adalah penghinaan.
Jadi maksud Yesus dengan perkataan berikan pipi kirimu adalah kalaupun ada orang lain yang memberikan penghinaan sangat berat pada dirimu, jangan melanjutkan lingkaran setan balas dendam.
Apakah ini mudah? Tentu saja tidak akan pernah mudah selama kita memfokuskan ego dan memikirkan terus betapa sakitnya penghinaan itu. Di sinilah orang percaya diberikan kemampuan atas pertolongan Roh Kudus untuk tidak membalas dan masuk dalam siklus balas dendam.
Saya pernah berboncengan motor dengan seorang remaja. Kemudian lewatlah mobil angkutan (pete'-pete' : Makassar) sambil meludah kami. Entah sengaja, entah tidak sengaja yang pasti membuat saya sangat emosi dan mau membalas dengan keras. Namun, dalam hati terpikir: 'untuk apa saling membalas?! Sabar. Tenang.'. Saya kagum ketika bertanya pada remaja yang juga terkena ludah di muka, ia tidak emosi dan menganggap angin lewat.
Perkataan Yesus bukan basa-basi yang dibuat-buat atau teori tidak masuk akal. Perkataan Yesus adalah perkataan kebenaran dan Ia sendiri tahu dan sadar apa itu rasanya dihina dengan sangat amat. Mari kita belajar mengampuni orang yang bersalah dan tidak melanjutkan lingkaran setan balas dendam.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Monday, 4 October 2010

SUDAH PADAMKAH LENTERAMU?



































SUDAH PADAMKAH LENTERAMU?
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Matius 24:12


Beberapa saat yang lalu ada seorang bertanya mengenai transport dari Surabaya-Lumajang kepada saya. Belum sempat saya membalas, ternyata informasi ini dia tanyakan untuk membantu seorang yang mengaku Pendeta dan mencari dana untuk membangun gerejanya di pelosok daerah. Katanya, rohaniwan ini susah banget mendapat dana dari berjualan minyak. Ia sudah berkeliling gereja-gereja besar tapi ditolak.
Terbersit dalam pikiran saya adalah: 'apakah orang ini benar Pendeta atau dia sebenarnya penipu yang menyamar?' Saya pribadi banyak kali menjumpai dan mendengar banyak cerita mengenai orang yang mengaku baik padahal penipu. Singkat cerita, rupanya orang yang bercerita kepada saya sudah mengecek kebenarannya dan orang ini memang membutuhkan bantuan.
Siapa sih yang tidak tahu kalau dunia ini jahat? Orang polos mana yang tidak tahu bahwa di dunia ini ada banyak penipu yang menyamar sebagai orang baik? Namun sayang, seringkali keadaan dunia yang tidak baik menjadikan banyak orang Kristen pasif. Yesus Kristus menggambarkan keadaan itu sebagai 'kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin' (ayat 12). Inilah gambaran keadaan dunia yang sedang terjadi saat ini.
Saya jadi berkaca, apakah kasih saya terhadap orang lain menjadi dingin? Pertimbangan sebelum menolong orang lain adalah hal yang penting. Siapa sih yang mau ditipu dan dirugikan?? Tetapi bila hal itu membuat kita menjadi Kristen yang pasif dan tidak menunjukkan kasih, maka kita sedang hanyut dalam kedurhakaan dunia.
Bagaimana dengan Anda dan saya saat ini? Apakah kita masih menjadi pengikut Kristus yang didorong oleh semangat kasih Kristus atau jangan-jangan justru didorong oleh ketakutan dan kekuatiran dunia? Kiranya Tuhan menolong kita untuk boleh terus mengalirkan kasih Tuhan kepada orang di sekitar kita. Seperti ada pepatah 'jangan tunggu bola datang, kita harus jemput bola', mendorong kita untuk tidak jadi Kristen yang pasif tetapi aktif melakukan Firman Tuhan. Maukah Anda?

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Sunday, 3 October 2010

MISI UNTUK DISELESAIKAN



MISI UNTUK DISELESAIKAN
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Yohanes 3:34
Pernakah Anda bertanya,'hidup ini untuk apa?' Ketika menuliskan renungan ini, saya teringat peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Seorang bapak terkena api semburan dari tabung gas elpiji yang bocor. Ketika melihatnya di ruang ICU, saya sama sekali tidak mengenali wajahnya. Gosong. Tidak sampai seminggu akhirnya bapak ini dipanggil Tuhan. Minggu sebelumnya masih bertemu di Gereja dengan kondisi sehat, baik dan ceria. Hari itu sudah dipanggil Tuhan dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Beberapa hari kemudian, seorang jemaat kami yang usianya sudah 102 tahun juga dipanggil Tuhan. Sudah cukup lama oma ini terbaring di ranjangnya, penglihatannya kabur dan tidak jelas mendengar suara orang-orang di sekitarnya. Kejadian semua ini begitu mengejutkan dan nyata menghampiri setiap manusia. Apakah arti hidup manusia?
Apabila kita melihat peristiwa perjalanan Yesus di daerah Samaria, maka terlihat adanya misi hiudp yang jelas yang terpancar dari perkataan-Nya. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk sebuah misi: Menyatakan Karya Keselamatan Allah kepada Manusia. Tuhan Yesus Kristus datang ke dalam dunia dan menjadi manusia, membatasi diri di dalam ruang dan waktu bukan sekedar ada, hidup, berkarya, tetapi menyelesaikan misi Allah.
Demikian pula dengan banyak bagian Alkitab yang menceritakan misi hidup para tokohnya. Abraham memiliki sebuah misi hidup untuk membawa seluruh keluarganya ke Tanah Perjanjian. Yusuf memiliki misi hidup untuk menyelamatkan Israel dari bencana kelaparan. Musa memiliki misi hidup untuk membebaskan Israel dari penjajahan Mesir. Demikian pula dengan para Hakim yang mengemban misi dari Tuhan untuk menyelamatkan Israel dari penjajahan bangsa-bangsa lain. Paulus memiliki misi hidup untuk mengabarkan Injil kepada orang non Yahudi.
Yesus Kristus ada di dunia sekitar 33,5 tahun untuk sebuah misi Allah. Ia mengerjakan pelayanan sekitar 3,5 tahun dengan motto: 'Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia'. Ia memiliki target dan sasaran yang jelas sehingga tahu apa yang harus diselesaikan.
Kata 'selesai' di dalam Yohanes 4:34 mempunyai makna: menggenapi, mengerjakan sampai akhir/lengkap. Kata ini jelas mempunyai maksud untuk menggenapi nubuatan Kitab Suci di Perjanjian Lama. Kata ini sekaligus memaknai kasih dan kehadiran Allah kepada manusia. Kata ini pula memberikan jawaban atas kebutuhan terdalam manusia yang dicari sepanjang segala abad. Yesus menyelesaikan-Nya sampai tuntas (Yohanes 19:30).
Apakah arti hidup Anda? Tahukah Anda, mengapa Allah mengijinkan kita semua hidup saat ini (bukan hanya sampai kemarin) karena ada misi Tuhan yang harus kita kerjakan? Tahukah Anda, jikalau Tuhan mengijinkan kita hidup di hari esok berarti ada hal-hal yang harus kita kerjakan bagi Dia? Apakah Anda sedang mengerjakan misi hidup yang sesungguhnya? Bila belum, mari kita mulai dari sekarang selagi ada waktu untuk hidup bagi Tuhan. Amin.


Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp

Friday, 1 October 2010

Sekilas Sejarah Urusalim


































Bangkitlah dan jadilah terang, hai Yerusalem, sebab terang keselamatanmu sudah datang; Allah menyinari engkau dengan kemuliaan-Nya. Yesaya 60:1


YERUSALEM adalah ibu kota negara Israel saat ini. Kota ini begitu istimewa karena menyangkut berbagai peristiwa tentang peradaban manusia, sejarah bangsa Israel, Kekristenan maupun agama Islam. Tempat ini sangat penting bagi banyak orang, suku bangsa dan sekaligus agama-agama terbesar di dunia. Yerusalem menyimpan sejarah yang panjang dan kaya dengan berbagai bukti arkeologis.
Kota Yerusalem disebut juga sebagai kota Allah yang suci. Semula daerah ini dikenal dengan sebutan 'Uru Salim' yang artinya berdasarkan Tuhan (foundation of God). Di tempat inilah Abraham mempersembahkan Ishak di Gunung Muria. Di sini pula diperkirakan terdapat kejadian Yakub bermimpi melihat tangga yang sampai ke surga, yang kemudian disebut Betel.
Penyebutan Yerusalem pertama kali tercatat di kitab Yosua 10:1. Peristiwanya adalah penggenapan janji Tuhan lewat Yosua dengan menaklukan Tanah Kanaan dan sekitarnya. Yerusalem di jaman Daud disebut sebagai Kota Daud, kemudian disebut Kota Yehuda. Ada pula yang menyebutnya sebagai 'Ariel' yang berarti hati Allah. Saat ini orang Israel menyebutnya Ir Ha-Kodesh (Tanah Suci).
Di Yerusalem saat ini adalah sebuah kota dengan ukuran sekitar 125,2 Km2 dan dihuni oleh berbagai macam suku bangsa, bahasa dan agama. Mulai dari agama Yahudi, Islam, Kristen sampai pada berbagai suku bangsa Arab, Palestina, Yahudi, dsb.
Kota Yerusalem memiliki sejarah yang panjang sekitar 3000 tahun sebelum Masehi. Di Yerusalemlah adalah kota yang paling banyak dihancurkan, dibangun, diduduki, direbut dibandingkan seluruh sejarah kota di dunia. Itu sebabnya kota ini kaya dengan bukti-bukti arkeologis tentang berbagai hal termasuk sejarah Alkitab.
Di Yerusalem-lah Yesus pernah hidup, berkarya, melayani, menghabiskan minggu terakhir hidupnya, diadili oleh Pontius Pilatus, dianiaya dan dimahkotai duri hingga matinya di Golgota tidak jauh dari kota Yerusalem. Di kota ini terdapat bukti-bukti peninggalan masa Raja-raja Israel dan para jejak para tokoh Alkitab lainnya.
Melalui Yerusalem kita dapat melihat banyak hal tentang kebenaran iman Kristen, baik dari sudut arkeologis, geografis, kontur wilayah, hingga kesaksian orang-orang di wilayah itu sepanjang ribuan tahun yang semuanya semakin mengokohkan kebenaran Alkitab.
Yerusalem sekaligus sebagai tempat di mana Yesus meratapi penduduknya yang menolak Tuhan, melempari nabi-nabi dengan batu dan menolak kehadiran Mesias. Di tempat inilah Terang Allah yang menyelamatkan manusia dinyatakan lewat Yesus Kristus. Di tempat inilah Roh Kudus turun setelah Yesus naik ke sorga pada hari ke lima puluh. Mungkinkah kedatangan Yesus yang kedua kali juga di Yerusalem?? Pertanyaan ini akan terjawab pada hari sangkakala Allah berbunyi.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp

DOA PAGI HARI DAUD

















DOA PAGI HARI DAUD
Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita Mazmur 5: 12

Adalah baik bagi setiap orang percaya untuk memulai hari-harinya bersama dengan Tuhan. Setiap perkara, kesulitan dan beban berat yang dihadapi seseorang bisa membuatnya letih, lesuh dan berputus asa. Bersandar pada kekuatan dan pertolongan dari Tuhanlah yang membuat hidup orang percaya berbeda dari orang-orang pada umumnya.
Daud menyadari pentingnya kekuatan dan pertolongan dari Tuhan di dalam hidupnya. Itu sebabnya ia memulai harinya dengan berdoa dan mencari wajah Tuhan. Apabila kita melihat lebih dalam ayat 4 '' dan aku menunggu-nunggu'Memiliki pengertian yang aktif di dalam menghadap Tuhan. Kata 'menunggu' bukan tindakan pasif dengan berdiam, tetapi lebih pada memperhatikan, mengamati, menaruh pandangan kepada Tuhan. Di sinilah kekuatan dan kekayaan Firman Tuhan diselami oleh Daud.
Pengalaman Daud banyak dalam suka dan duka, baik mengalahkan Goliat si raksasa Filistin, dikejar oleh ribuan tentaranya Saul, dikudeta Absalom anaknya sendiri sampai wabah penyakit yang mendera Israel. Di balik itu semua, Daud sadar bahwa orang yang berlindung pada Tuhan akan bersukacita (Mazmur 5:12).
Kata 'berlindung' di dalam Mazmur 5:12 memiliki pengertian lari untuk mendapat perlindungan, menaruh pengharapan. Kata inipun sifatnya aktif, yakni suatu tindakan nyata yang dilakukan untuk masuk di dalam tempat perlindungan Tuhan. Apakah hal-hal itu? Bisa berupa doa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan, mengambil langkah-langkah yang benar dan sesuai dengan Firman Tuhan.
Hari ini banyak orang memberikan banyak alasan untuk tidak datang kepada Tuhan di pagi hari. Ada yang mengatakan tidak sempat karena sibuk, tidak ada waktu, malas, tidak mengerti berdoa dan bagaimana membaca Alkitab, dst. Banyak orang hanya sekedar datang kepada Tuhan di dalam pembacaan renungan harian dan kemudian buru-buru melanjutkan aktivitas pekerjaannya. Sebentar membaca Alkitab, kemudian melakukan cara-cara dan tindakan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Itulah sebabnya hari yang dilalui terasa berat dan sendiri karena tidak melibatkan Tuhan sepenuhnya.
Hari ini apakah Anda ingin mendapatkan pengharapan, kekuatan dan sukacita dari Tuhan? Bila ya, mari kita bersama sama belajar seperti doa Daud di pagi hari. Mari kita menyediakan waktu untuk merenungkan dan mengamati Firman Tuhan, kemudian belajar melalui hari itu dengan kegiatan dan aktivitas yang berkenan di hati Tuhan. Mari kita minta hikmat-Nya agar menjadi orang yang 'cerdik seperti ular dan sekaligus tulus seperti merpati'. Amin.


Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp